
- Bersikaplah lemah lembut dan jauhkan diri dari ucapan-ucapan kotor.
- Tidak diperkenankannya mendominir pembicaraan.
- Jangan keluar sampai larut malam.
- Jangan mengadakan perkumpulan untuk hal yang tidak jelas.
- Betahlah di rumah
- Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis.
- Tidak berdua-duaan dengan lawan jenis
- Tidak menyentuh lawan jenis
Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari). Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Jika memandang saja dilarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar.
- Selalu mengumbar senyum dan salam.
Bahkan dengan lawan jenis sekalipun. Pada saat itulah iblis tertawa dan bersenang-senang karena sudah berhasil membisiki kita ke jalan yang sesat. Alangkah baiknya kita sebagai muslimah, mengumbar senyum dan salam tiap dengan muslimah ataupun muslim lainnya. Karena di dalam salam terkandung doa dan di dalam senyum terkandung kebahagiaan bagi orang lain.
- Menutup aurat dengan menggunakan jilbab
Adapun dalil yang memperjelas hal tersebut adalah:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'hendaklah
mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, ..."
(Q.s. An-Nuur: 31).
Jilbab merupakan kain yang dipakai sebagai tutup kepala, dan menjulur sampai ke dada.
Pada zaman sekarang kita melihat masih banyak kaum muslimah yang enggan untuk menggunakan jilbab. Padahal sudah jelas bahwa jilbab dapat menjaga dirinya dari fitnah yang kapan saja bisa datang padanya Ada bermacam-macam alasan mereka yang tidak ilmiah untuk menolak pemakaian jilbab dan untuk membela kesalahannya. Diantara alasan-alasan mereka adalah sebagai berikut :
a. Memakai jilbab itu tidak modern
Bagi wanita yang tidak memiliki prinsip dan pegangan, kemodernan itu diukur dari cara mereka berpakaian padahal jenis pakaian mereka yang sering kita jumpai ( mengumbar aurat ) tidak mengarah kepada kemodernnan tetapi mengarah kebinatangan yang rendah derajatnya.
b. Kehormatan wanita dan mahkotanya bukan terletak pada jilbab
Mereka beranggapan bahwa hakekat kehormatan manusia itu terletak pada akhlak dan imannya. Padahal dengan mereka memakai jilbab mereka telah menjaga dan memelihara imannya dengan cara menutup aurat ( jilbab).
c. Tidak perlu memakai jilbab jika dirinya sudah merasa terlindungi
Wanita-wanita tersebut beranggapan bahwa dirinya sudah terlindungi. Itu berarti mereka mampu memelihara dan membenahi diri. Tetapi dapatkah seseorang dikatakan mampu memelihara dan membenahi diri jika mereka masih mengumbar aurat di depan umum ?
d. Tidak memakai jilbab tetapi iman dan islam tertanam kuat dalam hati lebih baik dari pada memakai jilbab namun iman dan islamnya lemah.
Secara logika bagaimana bisa dikatakan iman dan islam tertanam kuat dalam hati jika syariat seperti menutup aurat tidak diamalkan dalam kehidupan. Besar kemungkinan bahwa yang memakai jilbablah yang iman dan islamnya tertanam kuat dalam hati karena mereka mau melaksanakan syariat islam untuk menutup aurat.
Ada sebagian wanita yang berjilbab bukan untuk menutup aurat mereka akan tetapi dengan tujuan mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga walaupun mereka berjilbab tetapi masih memperlihatkan lekuk tubuh mereka.
Tidak hanya itu mereka menghina wanita muslimah yang mengenakan jilbab yang syar’i, dengan mengatakan itu pakaian orang kolot, pakaian orang radikal, dan mereka mengatakan jilbab (yang syar’i) adalah budaya arab yang sudah ketinggalan zaman, serta banyak lagi ejekan-ejekan yang tidak pantas keluar dari mulut seorang muslim. Hal ini karena ketidak pedulian mereka untuk mencari ilmu tentang pakaian wanita muslimah yang syar’i.
Rasullullah sendiri telah memerintahkan kepada umat perempuannya agar menggunakan jilbab.Seperti yang telah diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani (Bukhari & Muslim) dan juga oleh perawi lainnya dari Ummu Athiyah radhiyallahu anha bahwa Rasulullah berkata: aku perintahkan kalian agar keluar pada hari Idul Fitri maupun Idul Adha , baik para gadis yang menginjak akil baligh, wanita-wanita yang sedang haidh maupun wanita-wanita pingitan. Wanita-wanita yang haidh tetap meninggalkan shalat namun mereka dapat menyaksikan kebaikan (mendengarkan nasehat) dan dakwah kaum muslimin. Aku bertanya: Ya, Rasulullah, salah seorang dari kami ada yang tidak memiliki jilbab? Beliau menjawab: Kalau begitu hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya(agar ia keluar dengan berjilbab) (Hadits Shahih mutafaq alai)
Dari hadits tersebut dapat dimengrti bahwa wanita jika keluar rumah harus menggunakan jilbab. Mereka tidak boleh meninggalkan rumah jika tidak menggunakan jilbab.
- Menjaga pakaian
a. Kainnya tidak transparan
b. Harus longgar ( tidak ketat ) sehingga tidak menggambarkan lekuk tubuh
c. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
d. Tidak menyerupai wanita-wanita kafir.
e. Bukan untuk mencari popularitas.
0 komentar:
Posting Komentar