sapi sono' Madura



Sapi merupakan hewan yang paling banyak berjasa dalam kehidupan masyarakat Madura, yaitu menggarap lahan pertanian. Contoh saja; para petani Madura menggunakan sapi - sapi untuk membajak sawah mereka. Karena besarnya jasa sapi kepada petani , maka para petani memberikan perlakuan khusus kepada sapi piaraanya . Perhatian tersebut dilakukan dengan memberikan kandang khusus , makanan pilihan dan sesekali dimandikan untuk membersihkan kotoran dan menjaga kesehatannya.

Kegunaan sapi bagi petani, bukan hanya sebagai penarik bajak untuk mengolah lahan pertanian. Tetapi sapi pada masa itu juga dijadikan sebagai alat transportasi yang dinamakan dengan sapi pajikaran, sapi yang digunakan untuk menarik pedati. Sapi betina berperan pula sebagi sapi pangorbi ( induk betina ) untuk diambil anaknya (keturunannya) karena kualitas yang bagus. Kualitas sapi dapat dilihat dari bentuk tubuh , warna kulit dan kesehatannya. Sapi betina bagi petani merupakan investasi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mendadak yang mendesaknya. Anak sapi setelah dirasa cukup besar, biasanya dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sapi sebagai bagian kebutuhan penting dalam kehidupan petani membawa pengaruh terhadap budaya hidup petani di Madura. Selain sapi dijadikan alat bantu pertanian, sapi tersebut juga dapat dimanfatkan untuk hal – hal lainnya. Yang akan dibahas di bawah ini adalah sapi sebagai hiburan, yaitu sapi sono’.

Sapi - sapi betina selain dijadikan pangorbi, beberapa yang kualitasnya bagus dijadikan sapi Phajangan atau lotrengan. Salah satu bentuk tradisi yang membawa pengaruh terhadap pemeliharaan dan perawatan sapi, pada gilirannya sapi - sapi tersebut tetap terawat dan dapat dimanfaatkan untuk membantu dan meringankan kerja para petani. Sapi sono sampai saat ini masih menjadi bagian dari tradisi petani di sumenep dan Pamekasan. Di Sumenep pemeliharaan sapi sono masih dapt ditemukan di daerah Ganding , Batu putih , bluto dan Batang - batang. Berbeda dengan kerapan sapi, dalam penilaian sapi sono’ ini yaitu penampilan sapi – sapi betina tersebut.

Pemeliharaan sapi sono juga memerlukan perawatan yang insentif , sebagaimana layaknya sapi kerapan. Sapi - sapi tersebut diberikan makanan pilihan perawatan kebersihan dan kesehatannya . Sapi sono atau sapi Pajhangan , merupakan sapi betina pilihan yang dipajang dan diberi aksesoris layaknya sapi kerapan , hanya saja tidak menggunakan Kaleles. Pada sepasang sapi sono dipasang pangonong , dan pakaian yang bersulamkan benang emas yang berkilauan ketika ditimpa sinar matahari. Pada pakaian tersebut terdapat rumbai - rumbai yang bergelantungan dan tak kalah menariknya kulit sapi terlihat bersih terawat dengan kuku dan tandhuk yang terpelihara pula.

Kontes sapi sono biasanya diadakan bersamaan dengan kerapan sapi . Pelaksanannya mengawali pelaksanaan kerapan sapi. Lapangan yang digunakan sama seperti lapangan kerapan sapi hanya ada beberapa aksesoris yang dipakai dalam kerapan sapi, tidak ditemukan pada kontes sapi sono. Sapi sono yang mengikuti kontes, diberikan pakaian yang menarik dengan berbagai aksesoris tapa kaleles. Dua pasang sapi akan dilepas dari garis start menuju lintasan atau arena yang terdapat labhang saketheng ( semacam Gapura ) yang diberi aneka benda supaya sapi ketakutan ketika melintasi gerbang. Benda - benda yang dipasang di setiap gapura yang akan dilewati sapi, antara lain : sermin besar , orang - orangan atau topeng dan semacamnya. Pasangan sapi yang mengikuti kontes akan dinilai oleh juri kontes. Penilaian yang diberikan juri meliputi : keanggunan sapi ketika berjalan dengan pasangannya dengan arah lurus kedepan. Keselarasan waktu berjalan , seirama dengan musik pengiring yang menyertainya menjadi unsur penilaian yang turut menentukan. Keselarasan ketika berjalan , kesamaan langkah sapi sono dan kepaduannya dengan musik menjadi suatu tontonan yang menarik. Hal itu hanya bisa dilakukan pasangan sapi yang terlatih dengan baik. Artinya sapi yang terbiasa dengan latihan akan mampu memadukan langkah kaki dengan irama musik. Latihan yang memerlukan ketelatenan dan kesabaran sehingga sapi mengenal irama musik yang menyertainya. Unsur penilaian lainnya , ketepatan berhenti dibawah gapura yang diberi benda yang menakutkan tadi. Sapi yang tidak takut atau berani dan terlatih dengan baik, akan berhenti tepat dibawah gapura sesuai dengan perintah pengendali atau pemiliknya. Sapi yang tepat berhenti dibawah gapura telah ditetapkan dewan juri sebagai pemenang .
Kontes api sono’ tidak kalah menariknya dengan kerapan sapi dan sapi yang menang dalam kontes sapi sono’ juga memiliki harga jual yang cukup mahal. Perawatan dan latihan yang diberikan memerlikan biaya yang mahal seperti layaknya perawatan pada sapi kerapan. Tradisis ini masih terus berlangsung, meski dalam kontesnya tidak seramai penyelenggaraan kerapan sapi. Keberadaan sapi sono’ menandakan kentalnya budaya tradisi Madura yang berhubungan dengan sapi. Sekaligus menguatkan bahwa sapi merupakan hewan yang paling banyak dipelihara oleh petani Madura.

Lestarinya sapi sono’ , menandakan pula lestarinya teknik - teknik pemeliharaan dan perawatan sapi Madura. Secara langsung , lestarinya sapi sono’ merupakan upaya pelestarian jenis sapi betina yang memiliki kualitas bagus. Pada gilirannya akan mampu mempertahankan jenis sapi Madura, sebagai jenis lokal yang berkualitas unggul.

Pelestarian sape sono’ juga menandakan kecintaan petani Madura terhadap hewan peliharaan yang banyak membantu meringankan pekerjaan petani saat menggarap lahan pertanian.

Dilihat dari nilai investasi , sapi sono’ merupakan salah satu cara menjaga kualitas sapi serta meningkatkan nilai jual yang berarti pula dapat meningkatkan perekonomian petani.

0 komentar:

Posting Komentar

 

chocolate only © 2008. Design By: SkinCorner